rizensia - Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED) akan melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia. Dimana perusahaan ini dijadwalkan akan listing pada tanggal 4 November 2022.
OMED sendiri mempunyai kegiatan usaha dibidang manufaktur alat kesehatan, alat kesehatan elektromedik, alat diagnostik, antiseptik dan disinfektan, serta perbekalan kesehatan rumah tangga lainnya dengan merek paling dikenal dari mereka adalah OneMed
Kamu tau tidak? Bahwa sebelum OMED melantai dibursa saham terdapat emiten kesehatan lainnya yang telah melakukan pencatatan saham atau initial public offering (IPO)?
Emiten yang kami maksud adalah PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), Itama adalah perusahaan publik di bidang kesehatan yang bergerak mengedepankan peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi sejak awal tahun 2000.
Komitmen IRRA adalah menjadi penyedia layanan kesehatan yang paling andal dan selalu berorientasi pada pelanggan di Indonesia. Komitmen tersebut terbukti dalam portofolio mereka, dimana perusahaan telah memperoleh banyak kemitraan dengan prinsipal kesehatan terkemuka baik lokal maupun internasional seperti Oneject, Abbott, Terumo, HMD, BD (Becton, Dickinson and Company), dll.
Potensi bisnis alat kesehatan
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada tahun 2021, jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai 3.112 unit dan puskesmas sebanyak 10.260 unit. Jumlah itu belum ditambah dengan ribuan klinik yang berada di seluruh pelosok negeri.
Pertumbuhan jumlah rumah sakit 2021 mencapai 5,17% dibandingkan tahun 2020 (year on year/YoY)). Pertumbuhan juga diperkirakan masih berlanjut di tahun 2022 ini dan berimbas pada permintaan alat kesehatan. Hingga Juli 2022, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, jenis produk alat kesehatan dari luar negeri yang beredar di Indonesia mencapai 154.041 atau sekitar 87,3 %. Sementara jenis alkes dari produk lokal yang beredar hanya mencapai 22.422 atau 12,7 % .
Berdasarkan data yang disajikan Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, pertumbuhan sarana produksi alat kesehatan terus meningkat. Dari 193 perusahaan di tahun 2015, telah mencapai 891 perusahaan pada tahun 2021. Dalam lima tahun terakhir, industri manufaktur alat kesehatan dalam negeri tumbuh sebanyak 698 industri atau meningkat 361,66%.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, saat ini pengeluaran per kapita (expenditure per capita) per tahun Indonesia untuk bidang kesehatan sebesar US$ 112 atau setara Rp 1.568.000. Dalam lima tahun ke depan, angka ini diperkirakan akan naik. Minimal mendekati angka pengeluaran per kapita Malaysia sebesar US$ 432 atau setara Rp 6.048.000 per tahunnya.
Sementara itu, nilai pasar alat kesehatan di Indonesia telah tumbuh dari sekitar Rp65 triliun di tahun 2016 hingga menjadi Rp85 triliun di tahun 2020, dan melonjak lagi menjadi sekitar Rp94 triliun pada tahun 2021. Melihat trennya, pertumbuhan itu akan terus berlanjut di tahun 2022.
Berdasar catatan BPS, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) industri kimia, farmasi, dan obat tradisional mencapai Rp59,88 triliun pada kuartal I/2022. PDB industri tersebut tumbuh 6,47% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY).
Source:
https://wartaekonomi.co.id/read453280/kantongi-dana-rp450-miliar-dari-danamon-itama-ranoraya-bakanperluas-pasar