Ilmu Kering Gulung! Menentukan Kriteria Saham Mudah Naik dan Turun | ala Vier Abdul Jamal

Saham di pasar modal memiliki berbagai macam karakter, ada yang harga sahamnya Auto Raject Atas (ARA) dan Auto Reject Bawah (ARB) secara tiba-tiba

 Assalamu'allaikum....

Vier Abdul Jamal

rizensia - Saham di pasar modal memiliki berbagai macam karakter, ada yang harga sahamnya mudah untuk Auto Raject Atas (ARA) dan Auto Reject Bawah (ARB) secara tiba-tiba. Ada juga saham yang memiliki kriteria harganya naik smooth atau pelan tapi pasti.

Nah, di artikel kali ini kami akan membagikan cara mengklasifikasi saham yang memiliki kriteria seperti yang kami jelaskan diatas, caranya dengan melihat data transaksi harian dari saham tersebut. Cara ini dibagikan oleh Vier Abdul Jamal, seorang pelaku pasar modal yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun di Bursa Saham Indonesia. 

Berikut kami bagikan:

Kriteria pertama Saham Kering

Menurut pak Vier, saham kering yaitu saham dengan porsi free floatnya kecil atau porsi saham dipublik kecil, ini ditandai dengan jumlah transaksi hariannya berkisar antara Rp5-25 miliar.

"Kalau transaksi hariannya 5 sampai dengan 25 miliar, artinya saham itu kering", jelas Vier dalam Channel Youtube miliknya.

Saham ini biasanya akan cenderung bergerak naik karena modal untuk menaikan harga sahamnya terbilang kecil.

"Artinya tidak ada dipasar, porsi ke publiknya kecil sekali. Jadi gampang, ditarik dengan modal 5 miliar pun pasti terbang. Ditarik 5 sampai 25 miliar pasti ARA", tambahnya.

Kriteria kedua Saham Liquid

Saham jenis ini ditandai dengan nilai transaksi hariannya Rp100 miliar ke atas, ini menandakan bahwa porsi saham ke publik atau dimiliki publik cukup banyak.

Menandakan bahwa saham kriteria ini harga sahamnya cukup aktraktif.

Kriteria ketiga Saham Super Liquid

Sementara saham jenis super liquid kriterinya yaitu nilai transaksi harianya di atas Rp300 miliar.

Saham jenis ini cukup sulit harganya ditarik naik, karena membutuhkan modal yang besar.

Kesimpulan

Jadi, ketika melihat saham yang terus ARA. Maka bisa dipastikan saham tersebut masuk kedalam saham kering, yang berarti penawaran dan permintaan atas saham tersebut kecil, sehingga mudah diatur oleh bandar saham atau market maker.

"Jadi kalau Anda lihat saham itu naik dan turunnya cepat, itu mudah saja. Itu barangnya (saham) tidak ada dipasar (dimiliki publik)", terang Vier

"Jadi konsepnya sangat mudah, kalau saham kering pasti akan gulung sendiri (harga sahamnya naik). Bahkan tanpa di bandari atau digerakkan oleh market mover, dia akan gerak sendiri (naik)," jelasnya

"Tapi, kalau sahamnya nilai transaksi harianya diatas Rp100-150 miliar, maka modal market makernya juga harus besar. Apalagi kalau nilai transaksi hariannya diatas Rp300 miliar, itu sudah bisa dipastikan modal market makernya harus lebih besar," ujarnya

Pada saham jenis ini, maka lebih cocok mengambil keuntungan 1%, 2% dan 5%. Karena market makernya gak kuat narik Over sampai ARA. Bahkan menurut Vier, biasanya market makernya jualan.

***

Email: [email protected]
WA: 089657444900
Kami hadir di GOOGLE NEWS

Posting Komentar

Berikan komentar terbaikmu!
© 2015 - rizensia| All rights reserved.
Sahabat Investasi Kamu!