Generasi Sandwich Bukan Beban, Melainkan Keberkahan Bagimu!

Akan tetapi, jangan jadikan hal ini sebagai beban yang membuat kamu frustasi dengan keadaan, karena bisa jadi bebanmu adalah berkahmu.

 Assalamu'allaikum....

Bangga Menjadi Generasi Sandwich

rizensia - Belakangan ini istilah Generasi Sandwich begitu sering dibahas oleh akun-akun media sosial finansial, pembahasannya pun beragam ada yang membahas bagaimana cara mengatur keuangan, bagaimana menambah pemasukan agar bisa memenuhi kebutuhan dan lain sebagainya. Memang berada di posisi ini tidaklah mudah, karena tanggung jawab yang dipikul cukup besar. 

Baca Juga: Mengenal Ciri Serta Cara Mengatasi Generasi Sandwich

Akan tetapi, jangan jadikan hal ini sebagai beban yang membuat kamu frustasi dengan keadaan, karena bisa jadi bebanmu adalah berkahmu.

Menangung beban bagi kamu generasi sandwich sebetulnya adalah sedekah dan memiliki keutamaan yang sangat besar di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena dalam sebuah hadits dari Salman bin Amir Radhiyallahu'anhu Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya sedekah kepada orang miskin pahalanya satu sedekah, sendangkan sedekah kepada kerabat pahalanya dua, pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan kekerabatan" (HR. An-Nassai No. 2583, Tirmidzi No. 658, Ibnu Majah No. 1844).

Menangung beban orang tua merupakan salah satu bentuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua) terutama bagi orang tua yang sudah berusia lanjut.

Nah, disini kamu sebagai anak justru mendapatkan kesempatan berharga yang mungkin tidak semua orang bisa mendapatkannya. Setidaknya ada 4 poin yang harus kamu lakukan disini sebagai generasi sandwich :

  • Jangan menganggap bahwa semua perbuatan harus dihargai dari sisi materi, lihat juga aspek keberkahannya.
  • Pada posisi ini jangan sampai kamu hanya berorientasi pada dunia semata, melainkan lihat juga dari sisi akhiraat.
  • Tidak menganggap kalau menanggung hidup orang tua sebagai sebuah beban.
  • Tumbuhkan rasa bangga menjadi generasi sandwich.
Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda:

"Bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya" (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, Ad-Daraqutni).

Sebagai motivasi lainnya, dimana dalam sebuah ceramah KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim (Gus Baha). Ia bercerita ketika Ibunya sering sakit karena ditinggal meninggal Bapak.

"Saya pernah ketika Ibu sering sakit karena ditinggal meninggal Bapak. Uang saya hanya 5 juta. Bayar rumah sakit pas 5 juta, sisa hanya 100 ribu. Saya bilang kepada santri yang membayarkan ke rumah sakit: "Uang ini habiskan! untuk membayar merawat ibu di rumah sakit".

"Saya senang sekali uang saya habis digunakan untuk berbakti kepada orang tua. Seperti apa hinanya saya jika uangnya habis digunakan untuk ke bar dan hal yang tidak jelas."

"Jangan mengeluh harta benda habis untuk merawat ibu. Kamu harus bangga karena harta benda habis untuk merawat ibu. Dan itu berarti habis karena untuk ibadah".

"Seperti apa kalau habis karena ikut dengan orang nakal, ikut judi. Jadi kita ini karena sering salah istilah, malah kadang santri saja seperti itu. "Orang tuaku sakit menghabiskan harta benda", mestinya cara mikirnya jangan seperti itu, seharusnya "Harta benda saya habis untuk ibadah, tasharufkan (dialokasikan) ke hal yang benar, Alhamdulillah".

Semoga bermanfaat..!

***

Email: [email protected]
WA: 089657444900
Kami hadir di GOOGLE NEWS

Posting Komentar

Berikan komentar terbaikmu!
© 2015 - rizensia| All rights reserved.
Sahabat Investasi Kamu!