Mengenal PT Global Mediacom Tbk (IDX:BMTR), Sahamnya Di Borong Pak Lo Keng Hong

Beberapa hari yang lalu salah satu saham milik group MNC yakni PT Global Mediacom Tbk (IDX:BMTR) menjadi sorotan, karena seusai mendapatkan berita mir

 Assalamu'allaikum....

rizensia - Beberapa hari yang lalu salah satu saham milik group MNC yakni PT Global Mediacom Tbk (IDX:BMTR) menjadi sorotan, karena seusai mendapatkan berita miring akibat digugat pailit ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat oleh KT Corporation salah satu operator telekomunikasi asal Korea Selatan. 

Foto: Hary Tanoe & Lo Kheng Hong/Istimewa

Dari berita itu membuat saham PT Global Mediacom Tbk (IDX:BMTR) menjadi rontok. Bahkan tak hanya BMTR saja, tapi saham milik MNC Group lainnya seperti MNCN, dan IPTV juga terkena koreksi.

Tapi berselang beberapa hari kemudian, saham ini kembali menjadi sorotan tapi pada kali ini beritanya positif. Dimana salah satu investor saham kenamaan Indonesia yakni Pak Lo Keng Hong, hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BMTR. Saat ditanya oleh wartawan ia mengaku telah memiliki saham di perusahaan tersebut.

Sontak berita ini heboh dan membuat saham BMTR melonjak naik, akibat dari masuknya Pak Lo Keng Hong kedalam pemegang saham. Sebenarnya bisnis apa saja yang dijalankan oleh PT Global Mediacom Tbk?  dan apa sih yang membuat Pak Lo Keng Hong mau masuk ke perusahaan milik MNC Group tersebut? Berikut ulasannya:

Mengenal Portofolio PT Global Mediacom Tbk

Perusahaan ini adalah perusahaan induk dari PT Media Nusantara Citra Tbk (IDX:MNCN), dan PT Sky Vison Networks (IDX:IPTV), sehingga menjadikan perusahaan ini group media paling terintegrasi dan terbesar di Asia Tenggara.

BMTR setidaknya mempunyai portofolio seperti stasiun televisi FTA, TV Berlangganan, dan konten multimedia, serta portal online, surat kabar, majalah, radio, dan layanan Internet broadband. BMTR juga memiliki usaha media lainnya yang masih berhubungan dan mendukung fokus utama, seperti agensi manajemen artis dan agensi iklan.

Mayoritas pendapatan BMTR dikontribusikan oleh dua lini bisnis utama. Media berbasis konten dan iklan, yang dikelola oleh PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), saat ini menghasilkan pendapatan bagi Perseroan sebesar 63%. Sementara itu, media berbasis langganan yaitu PT Sky Vision Networks, saat ini berhasil memperoleh pendapatan bagi Perseroan sebesar 29%.

MNCN mengelola empat (4) stasiun TV FTA nasional: RCTI, MNCTV, GTV dan iNews. MNCN juga memiliki portofolio saluran-saluran dalam TV berlangganan. Sementara itu, layanan TV Berlangganan MNC Vision, MNC Play, dan MNC Now telah menjadi pemimpin bisnis TV berlangganan di Indonesia. PT Infokom Elektrindo (Infokom) mengelola media pendukung dan infrastruktur bisnis BMTR.

BMTR juga terlibat dalam perkembangan bisnis Online Media. Hal ini termasuk Portal berita online dan hiburan Okezone.com, perusahaan fashion e-commerce The F Thing, situs video sharing Metube.id, perusahaan travel online Mister Aladin, serta layanan Home Shopping 24 jam di MNC Vision dan MNC Now. Bisnis-bisnis Perseroan tersebut saat ini berhasil meraih pendapatan untuk Perseroan sebesar 8%.

Berikut ini lini bisnis BMTR:


Sejarah PT Global Mediacom Tbk

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 30 Juni 1981 dengan nama PT Bimantara Citra Tbk, pada awalnya merupakan konglomerasi yang bergerak dalam sektor perdagangan umum. Setelah melakukan beberapa akusisi dan divestasi. BMTR mengubah fokus usahanya ke industri media. Pada tahun 2007, dari perubahan fokus ini membuat BMTR melakukan rebranding menjadi PT Global Mediacom Tbk.

Lantas apa alasan Lo Kheng Hong memburu saham BMTR?

Menurut Pak Lo Keng Hong, BMTR adalah perusahaan yang bagus, dimana dalam masa pandemi BMTR masih bisa membekukan pendapatan.

 "BMTR perusahaan yang bagus, di tengah Pandemi masih bisa membukukan laba Rp 551 miliar," kata Lo Kheng Hong yang juga memegang saham PT Petrosea Tbk (PTRO) ini, kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/8/2020).

"Valuasi [BMTR] juga murah," jelasnya. 

Lo Kheng Hong menjelaskan nilai buku per saham BMTR Rp 744/saham, sementara price earning ratio (PER) BMTR sebanyak 4 kali. "Saya mempelajari laporan keuangan BMTR, sebelum membeli," katanya sembari memberikan softcopy laporan keuangan BMTR per Juni 2020.

Nilai buku per saham atau Book Value Per Share (BVPS) adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap saham dalam modal perusahaan. Book value per share dan pendapatan per saham (Earnings Per Share/EPS) digunakan sebagai salah satu alat pengukuran terhadap kemampuan perusahaan.

Sementara PER adalah rasio harga saham perusahaan terhadap pendapatan per saham perusahaan. PER dihasilkan dari harga saham dibagi laba per saham. Semakin tinggi nilai PER, berarti harga saham perusahaan tersebut semakin mahal, dan sebaliknya. Mengacu laporan keuangan Juni 2020, BMTR mencetak pendapatan pada semester I-2020 sebesar Rp 5,86 triliun, turun 7,84% dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun lalu Rp 6,36 triliun.

Refrensi :
  1. https://mediacom.co.id/page/about/about-us
  2. https://www.cnbcindonesia.com/market/20200818112837-17-180457/terkuak-ini-alasan-lo-kheng-hong-borong-942-juta-saham-bmtr
***

Email: [email protected]
WA: 089657444900
Kami hadir di GOOGLE NEWS

Posting Komentar

Berikan komentar terbaikmu!
© 2015 - rizensia| All rights reserved.
Sahabat Investasi Kamu!