Profil Singkat PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) Anak Usaha Kalla Group

Salah satu taipan besar di Indonesia yang tengah membangun smelter nikel adalah Kalla Group, kelompok usaha nasional milik keluarga Hadji Kalla
Profil Singkat PT Bumi Mineral Sulawesi Anak Usaha Kalla Group
Smelter milik BMS. Foto via Kalla Group

rizensia - Masifnya pembangunan industri pengolahan nikel di Indonesia yang mana investornya berasal dari negri tirai bambu, membuat pengusaha nasional terpacu untuk melakukan pembangunan industri yang sama.

Salah satu kelompok usaha nasional yang melakukan pembangunan pengelolaan nikel atau smelter adalah Kalla Group. Kelompok usaha ini dimiliki oleh keluarga Hadji Kalla yang berasal dari Sulawesi Selatan

Dalam pembangunan tahap 1, smelter tersebut mempunyai kapasitas pengelolaan pada pabrik pertama mencapai 330.000 metrik ton feronikel per tahun. Sedangkan pabrik kedua diproyeksi menghasilkan 40.000 metrik ton nikel sulfat per tahun.

Profil Singkat PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS)

PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) adalah perusahaan yang didirikan pada tanggal 27 Oktober 2014, sebagai sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang usaha pengolahan mineral. Perusahaan ini menerapkan rencana pengembangan berkesinambungan yang selaras dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah barang ekspor tambang nasional. 

Semangat ini didukung oleh komitmen perusahaan untuk mewujudkan alih teknologi dan mendorong upaya-upaya inovasi dalam teknologi pengolahan mineral baik di sektor hulu maupun hilir.

Smelter milik BMS sendiri terletak di Desa Karang-karangan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan dimana dalam pembangunanya bernilai investasi mencapai USD191 juta.

Pembangunan proyek tahap 1

Saat ini proyek tahap 1 tengah dikerjakan dengan membangun dua pabrik pengelolaan bijih nikel dan beberapa infrastruktur pendukung, antara lain pembangkit listrik tenaga air atau PLTA dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT). 

Adapun progres pembangunannya telah mencapai 50 persen. Dengan rincian pabrik pertama telah rampung 80 persen, sementara itu pabrik kedua telah rampung sekitar 10 persen. Dimana pabrik pertama rencananya akan mulai beroperasi pada September 2023.

Dari kedua pabrik yang di bangun, pada pabrik pertama memilikikapasitas mencapai 330.000 metrik ton feronikel per tahun. Sedangkan pabrik kedua diproyeksi menghasilkan 40.000 metrik ton nikel sulfat per tahun.

Pembangunan proyek tahap 2

Tidak hanya sampai pada proyek tahap 1, PT BMS juga berencana menambah smelter pada proyek tahap 2 yang kemungkinan mulai dikerjakan 2024 setelah pabrik kedua pada proyek tahap 1 rampung. 

Pada proyek tahap 2, akan dibangun empat pabrik yang diproyeksi memakan investasi mencapai Rp6 triliun.

"Kita belum bisa pastikan berapa nilai investasinya untuk proyek tahap 2, tapi kalau dihitung-hitung, satu pabrik itu bisa menelan sampai Rp1,5 triliun. Berarti kalau sampai empat pabrik, artinya sekitar Rp6 triliun," jelas Site Manager BMS Zulkarnain, dikutip dari Bisnis.

Untuk jangka panjang, PT BMS berharap pihaknya bisa mendirikan 14 pabrik hingga 2030 mendatang. Namun, Zulkarnain belum bisa memastikan apakah target tersebut akan diaplikasikan di Luwu atau daerah lain.

BMS mendapat jaminan pasokan nikel dari Sulawesi Tenggara

Dalam memenuhi kebutuhan nikel, BMS mendapatkan komitmen jaminan pasokan dari beberapa wilayah konsesi, seperti:
  • PT Mitra Karya Agung Lestari 720.000 ton/tahun
  • PT Lawaki Tiar Jaya 500.000 ton/tahun
  • PT Kreative Jaya 700.000 ton/tahun
  • PT Kasmar Tiar Raya 500.000 ton/tahun
  • PT Mulia Makmur Perkasa 1.200.000 ton/tahun
  • PT Bosowa Mining 360.000 ton/tahun
  • PT Riota Jaya Lestari 2.000.000 ton/tahun
  • PT Bumi Dua Mineral 1.000.000 ton/tahun

BMS akan menyerap 4 ribu tenaga kerja

Dalam kunjungan Jusuf Kalla di BMS pada Rabu, (22/02/2023). Ia mengungkapkan dalam tahap pembangunan proyek tahap 1 telah menyerap tenaga kerja hampir seribu orang dan ketika smelter beroperasi akan membutuhkan sekitar 4 ribu tenaga kerja.

“Sekarang hampir seribu, itu baru seperlima, nanti kalau sudah operasi kira-kira empat ribu,” tambah Jusuf Kalla dikutip dari Satu Berita.
***

Email: [email protected]
WA: 089657444900
Kami hadir di GOOGLE NEWS

Posting Komentar

Berikan komentar terbaikmu!
© 2015 - rizensia| All rights reserved.
Sahabat Investasi Kamu!