Gus Baha: Sebaik-baiknya Ibadah Yakni Bekerja

"Ibadah terbaik adalah bekerja, kata Nabi. Orang biar tetap kerja sesuai dengan kemampuan masingmasing dan itu ibadah yang paling utama
Gus Baha: Sebaik-baiknya Ibadah Yakni Bekerja

rizensia - Salah satu ulama terkemuka yakni KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha dalam sebuah tayangan di channel Youtube Santri Gayeng, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW dalam sabdanya menerangkan bahwa sebaik-baiknya ibadah adalah bekerja.

"Ibadah terbaik adalah bekerja, kata Nabi. Orang biar tetap kerja sesuai dengan kemampuan masingmasing dan itu ibadah yang paling utama," ungkap Gus Baha dalam video tersebut, dikutip, Ahad (07/05/2023).

Ia melanjutkan, "Tidak ada yang berkata 'ibadah terbaik adalah menemui tamu'. Memang termasuk kebaikan, tapi ibadah terbaik adalah kerja," tandasnya.

Gus Baha pun mengisakan pengalamannya ketika pergi ke pasar bersama anakanaknya pada tanggal 2 Syawal atau sehari setelah lebaran.

"Di tanggal 2 Syawal itu sudah ada penjual ayam. Saya menangis, ya Allah tanggal 2 Syawal sudah cari uang," kata Gus Baha.

Ia pun bercerita, bahwa dirinya secara spontan membeli dagangan orang tersebut. Penjual di pasar itu kata Gus Baha juga mengenal dirinya. 

Sang penjual lalu bertanya, "Beli berapa ayam Gus?."

"Beli dua ratus ribu," ujar Gus Baha.

Anak Gus Baha pun bertanya, "Mau untuk apa ayam sebanyak itu?."

"Ya.. untuk dijadikan pelajaran," ungkap Gus Baha.

Ia pun menjelaskan kepada anaknya, "bahwa di tanggal 2 Syawal orang-orang sudah mencari uang."

Maka bagi Gus Baha, sebagai kiai, perayaan Hari Raya itu jangan lama-lama karena banyak menghambat jalannya perekonomian pasar.

Oleh karena itu, tradisi hari raya di kediaman Gus Baha hanya pada hari pertama dan malam hari ke dua Syawal.   

Gus Baha mengaku pengamalan ‘sebaik-sebaiknya ibadah’ tersebut diperolehnya dari KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen. Mbah Maimoen dengan besar kekuasaan dan pengaruhnya, ia tetap menyambung kehidupan dengan hasil kerja yakni berniaga.  

"Ketika makan di rumahnya, yang ia makan adalah uang hasil jualannya," kata dia.

Gus Baha sendiri menyebut bahwa ia sering menemani Mbah Maimoen makan. Mbah Moen, lanjutnya, biasa makan lauk pecel.   

"Pecel yang dijual pada santri-santrinya itu," ucapnya.  

Hal yang sama juga ia teladani dari sang Ayah yakni KH Nursalim. Meskipun begitu besarnya ketokohan KH Nursalim, ketika di rumah makan sebagaimana orang biasa.   

"Bapak saya juga begitu. Betapa besarnya bapak, sekalinya di rumah biasa," tutupnya.

***

Email: [email protected]
WA: 089657444900
Kami hadir di GOOGLE NEWS

Posting Komentar

Berikan komentar terbaikmu!
© 2015 - rizensia| All rights reserved.
Sahabat Investasi Kamu!