Assalamu'allaikum.....
rizensia - Masuknya perusahaan startup ke dalam bursa saham, membuat para pelaku pasar menjadi antusias dalam berinvestasi. Namun, disamping antusias tersebut, ada ketakutan yang membayangi. Karena seperti kita tau bersama, bahwa ketika startup melakukan penawaran umum perdana saham atau IPO, maka itu adalah strategi keluarnya investor eksisting/investor awal dari startup yang bersangkutan.
Jika investor awal dari sebuah startup keluar secara bersamaan saat terjadinya IPO, bisa dipastikan volatilitas/resiko saham startup akan semakin besar dan ini bisa membuat pelaku pasar akan enggan membeli saham startup tersebut.
Nah, atas dasar itulah peraturan lock up saham diberlakukan kepada perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).
Apa itu Periode Lock Up Saham?
Pro dan Kontra dari Pemberlakuan Periode Lock Up Saham
- Mengurangi volatilitas awal: Alasan penjamin emisi sering bersikeras pada periode lock up adalah karena ini memberi pasar waktu untuk mendapatkan stabilitas sebelum investor menjual saham mereka. Jika mereka semua menjual saham segera setelah IPO, dapat terjadi peningkatan volatilitas yang akan merugikan harga saham dan keberhasilan IPO.
- Tidak berlaku untuk investor individu/perseorangan: Sebagai investor individu, Anda tidak akan melihat likuiditas Anda terpengaruh oleh periode lock up saham. Mereka umumnya hanya berlaku untuk investor internal, seperti karyawan, eksekutif, pemodal ventura, dan orang dalam lainnya.
- Dapat berakhir dengan penurunan harga saham: Harga saham perusahaan sering turun ketika periode lock up telah berakhir. Bisa jadi dikarenakan membanjirnya saham yang dijual atau hanya antisipasi saja. Akibatnya, pemegang saham individu dapat melihat saham mereka kehilangan nilai.
- Pengurangan likuiditas untuk investor internal: Periode lock up mengurangi likuiditas investasi untuk investor internal karena mereka tidak dapat menjual saham mereka selama 180 hari. Dalam banyak kasus, investor internal ini adalah eksekutif dan pendiri perusahaan. Namun, mereka juga bisa menjadi karyawan yang menerima saham sebagai bagian dari kompensasi mereka.
Source:
https://kamus.tokopedia.com/l/lock-up-saham/