Apa itu Teknologi STAL? Sistem Pengelolaan Nikel Dari Indonesia

Step Temperature Acid Leach Technology, adalah teknologi pengolahan mineral berbasis Hidrometalurgi

 Assalamu'allaikum....

Istimewa via WartaEkonomi
Sumber foto Istimewa via WartaEkonomi

rizensia - Beberapa negara mulai melakukan kampanye peralihan sumber energi, dari yang sebelumnya menggunakan energi fosil seperti batubara dan minyak bumi, maka saat ini didorong untuk menggunakan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan untuk menjadi sumber energi tenaga listrik. Hal ini dilakukan demi mengurangi emisi karbon.

Penggunaan sumber energi listrik sebagai energi ramah lingkungan menjadi sentimen positif bagi pemasok bahan mineral yang menjadi bahan bakunya.

PT Trinitan Metal & Minerals Tbk sebagai perusahaan pengelolaan nikel mempunyai trobosan yang membuat pemurnian nikel menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Melalui anak perusahaannya yaitu PT Hydrotech Metal Indonesia (HMI), mereka menawarkan solusi berupa Teknologi STAL. Metode pemurnian ini juga adalah hasil dari pengembangan dalam negeri.

Apa itu teknologi STAL? 💬

Step Temperature Acid Leach Technology, adalah teknologi pengolahan mineral berbasis Hidrometalurgi yang inovatif, berbiaya rendah, efisien, dan zero-waste (dipatenkan) untuk memproduksi nikel, kobalt, serta produk turunan yang juga dapat digunakan untuk bahan baku baterai mobil listrik.

Sistem pengelolaan ini telah dipatenkan dan lulus uji sebagai salah satu teknologi paling efisien dalam mengekstraksi nikel dan kobalt dari seluruh profil endapan laterit baik limonit low-grade maupun saprolit. Hal tersebut dikarenakan penggunaan Sulphuric Acid yang lebih efisien, dengan recovery nikel hingga 95%.

Teknologi mutakhir ini juga mampu menekan biaya Capital Intensity dan Cash Cost karena menggunakan peralatan standar industri dan tidak memerlukan autoclave titanium ataupun peralatan khusus lain yang mahal. Teknologi STAL dirancang dengan sistem modular sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan, baik skala besar hingga lebih dari 100.000 ton nikel/tahun, maupun skala kecil mulai dari 1.800 ton nikel/tahun.

Metode sistem Teknologi STAL 📢

Teknologi STAL adalah metode yang dilakukan adalah proses pengolahan awal laterit nikel dengan aktivasi menggunakan asam, diikuti dengan pemanasan bertingkat dan dilanjutkan dengan proses leaching (pelindian) dengan asam sulfat.

Keunggulan Teknologi STAL 👊

Sistem hasil pengembangan dari dalam negeri ini mempunyai bebrapa keunggulan dibandingkan sistem pengelolaan lain.

Keunggulan dari sisi operasional:

- STAL Teknologi sangat fleksibel dalam hal karakteristik bijih yang dapat diprosesnya. Menggunakan bahan dasar asam sulfat, teknologi ini mampu mengolah beragam endapan nikel laterit, dari limonit low-grade hingga saprolit.

-  Dengan rancangan sistem modular, pengguna sistem ini dapat mengatur besarnya kapasitas produksi sesuai kebutuhan.  Teknologi STAL mampu memenuhi kebutuhan skala besar hingga lebih dari 100.000 ton per produksi nikel tahun (tpa) ataupun skala kecil dengan kapasitas minimal 1.800 tpa.

 - Sistem ini mengoptimalkan setiap langkah pada proses pengolahan sehingga mampu memberikan hasil produksi lebih tinggi dibanding teknologi lain serta memaksimalkan keuntungan. Teknologi STAL telah teruji dan tervalidasi untuk mengekstraksi nikel dan kobalt hingga 95% (yield).

 - Sistem ini mampu menekan konsumsi sulfuric acid secara signifikan. Selain itu, karena tidak menggunakan peralatan khusus yang membutuhkan biaya tinggi, teknologi ini mampu memangkas biaya modal (Capital Intensity) hingga 60% dan biaya tunai produksi (Cash Cost) hingga 23% lebih rendah daripada teknologi lainnya.

-  Dengan sistem pengolahan yang bersifat closed-loop, teknologi ini memanfaatkan semua materi tersisa saat proses produksi untuk dijadikan produk sampingan bernilai tinggi. Tail gas (SO3) ditangkap dan dikonversi menjadi Magnesium Sulfate (MgSO4), dan residu besi (Fe) diolah menjadi bijih besi untuk industri baja. Sementara limbah non-hazardous dimurnikan dan dibuang sebagai air garam (saline water) yang ramah lingkungan.

-  Teknologi STAL beroperasi pada tekanan atmosfer normal (1 atm) sehingga tidak memerlukan autoclave titanium yang harganya mahal dan berisiko tinggi.

 

 

Sebagian besar fasilitas pengelolaan nikel yang beroperasi di Indonesia menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang hanya menggunakan bijih nikel kadar tinggi untuk menghasilkan feronikel, nikel matte dan Nickel Pig Iron (NPI) sebagai bahan baku industri stainless steel.

Sehingga 80 persen bijih laterit, limonit, yang diekstraksi dari tanah terbuang sia-sia karena hanya 20 persen bijih laterit, saprolit, yang dimanfaatkan untuk smelter RKEF yang menggunakan teknologi pyrometallurgy.  Pada tahun 2020, Indonesia memproduksi 710.000 ton Ni dan diperkirakan akan meningkat hingga 1,3 juta ton pada tahun 2023.

Kehadiran sistem Teknologi STAL patut untuk digunakan dalam pabrik simelter di Indonesia, karena berdasarkan data bahwa Indonesia memiliki sekitar 3,6 miliar ton cadangan bijih nikel kadar rendah sendangkan cadangan bijih nikel kadar tinggi hanya 930 juta ton.

***

Email: [email protected]
WA: 089657444900
Kami hadir di GOOGLE NEWS

Posting Komentar

Berikan komentar terbaikmu!
© 2015 - rizensia| All rights reserved.
Sahabat Investasi Kamu!