#1. Norway Government Pension Fund Global (NGPFG) - Rp28,5 Kuadriliun
Berikut adalah profil lengkap GPFG:
1. Sejarah dan Tujuan:
- Penemuan Minyak: Norwegia menemukan ladang minyak besar di Laut Utara pada tahun 1969. Untuk menghindari "Dutch Disease" (penyakit Belanda) – yaitu dampak negatif terhadap sektor ekonomi lain akibat peningkatan pesat pendapatan dari sumber daya alam – pemerintah Norwegia memutuskan untuk mengelola kekayaan ini secara hati-hati.
- Pendirian Dana: Pada tahun 1990, Pemerintah Norwegia mendirikan "Government Petroleum Fund" (berganti nama menjadi "Government Pension Fund Global" pada tahun 2006). Tujuan utamanya adalah untuk:
- Melindungi Ekonomi: Melindungi ekonomi Norwegia dari fluktuasi pendapatan minyak.
- Cadangan Finansial: Berfungsi sebagai cadangan finansial jangka panjang.
- Tabungan Jangka Panjang: Memastikan bahwa generasi mendatang juga mendapatkan manfaat dari kekayaan minyak.
2. Struktur dan Pengelolaan:
- Norges Bank Investment Management (NBIM): GPFG dikelola oleh Norges Bank Investment Management (NBIM), yang merupakan bagian dari Bank Sentral Norwegia (Norges Bank).
- Kementerian Keuangan: Kementerian Keuangan Norwegia memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk dana tersebut dan mengeluarkan pedoman untuk pengelolaannya.
- Parlemen (Stortinget): Parlemen Norwegia menetapkan kerangka formal untuk dana ini melalui Undang-Undang Dana Pensiun Pemerintah.
3. Aset dalam Pengelolaan (AUM):
- Terbesar di Dunia: GPFG adalah SWF terbesar di dunia. Per akhir 2024, nilai dana ini mencapai sekitar 19,7 triliun Krone Norwegia (NOK), atau setara dengan sekitar US$ 1,8 triliun (tergantung kurs). Angka ini terus berfluktuasi tergantung kinerja pasar dan arus kas.
- Per Kapita: Nilai dana ini setara dengan lebih dari US$ 325.000 per warga negara Norwegia.
4. Strategi Investasi dan Portofolio: GPFG dikenal dengan strategi investasi jangka panjang, terdiversifikasi secara global, dan memiliki fokus pada investasi yang bertanggung jawab.
- Diversifikasi Global: Dana ini berinvestasi di sebagian besar pasar, negara, dan mata uang untuk mencapai eksposur luas terhadap pertumbuhan dan penciptaan nilai global, sambil memastikan diversifikasi risiko yang baik.
- Investasi di Luar Negeri: Dana ini hanya berinvestasi di luar negeri untuk menghindari overheating ekonomi Norwegia.
- Komposisi Portofolio (per akhir 2024):
- Ekuitas (Saham): Sekitar 71,4% dari total investasi. Dana ini memiliki saham minoritas di lebih dari 8.500 perusahaan di seluruh dunia (rata-rata memegang 1,5% dari semua perusahaan yang terdaftar). Beberapa kepemilikan terbesarnya termasuk di Apple, Microsoft, NVIDIA, Alphabet, dan Amazon.
- Pendapatan Tetap (Obligasi): Sekitar 26,6% dari total investasi. Ini termasuk pinjaman kepada pemerintah dan perusahaan.
- Real Estat yang Tidak Terdaftar (Unlisted Real Estate): Sekitar 1,8% dari total investasi.
- Infrastruktur Energi Terbarukan yang Tidak Terdaftar (Unlisted Renewable Energy Infrastructure): Sekitar 0,1% dari total investasi.
- Tanggung Jawab dan Etika: GPFG memiliki pedoman etika yang ketat. Dana ini mengecualikan investasi di perusahaan yang terlibat dalam:
- Pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
- Produksi senjata nuklir atau senjata kontroversial lainnya.
- Produksi tembakau.
- Produksi batu bara dalam jumlah besar.
- Perusahaan yang menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah dan sistematis.
- Mereka juga aktif dalam mendorong tata kelola perusahaan yang baik, termasuk isu-isu seperti kompensasi eksekutif dan keberlanjutan.
5. Transparansi dan Akuntabilitas: GPFG diakui secara luas sebagai salah satu dana kekayaan negara paling transparan di dunia. Informasi tentang investasi, kinerja, dan kebijakan dana ini tersedia untuk publik secara luas. Ini mencerminkan komitmen Norwegia terhadap akuntabilitas dan pengelolaan yang baik. Pada tahun 2024, dana ini bahkan meraih skor sempurna 100 dalam Global Pension Transparency Benchmark.
6. Dampak Ekonomi: Pendapatan dari GPFG berkontribusi signifikan terhadap ekonomi Norwegia. Sebagian dari pengembalian dana dapat ditarik untuk mendanai program kesejahteraan sosial, pendidikan, dan infrastruktur, serta untuk menjaga stabilitas ekonomi. Namun, ada aturan ketat tentang seberapa banyak yang dapat ditarik (misalnya, mulai tahun 2025, sekitar 3% dari nilai dana pada awal tahun dapat ditransfer ke anggaran fiskal), untuk memastikan keberlanjutan dana jangka panjang.
GPFG adalah model global tentang bagaimana negara-negara kaya sumber daya dapat mengelola kekayaan mereka secara bijaksana untuk kepentingan jangka panjang.
#2 China Investment Corporation (CIC) - Rp21,8 Kuadriliun
Berikut adalah profil lengkap CIC:
1. Misi dan Tujuan:
- Diversifikasi Cadangan Devisa: Salah satu tujuan utama CIC adalah untuk mengurangi ketergantungan Tiongkok pada cadangan devisa yang didominasi oleh aset berdenominasi dolar AS.
- Mencari Pengembalian Maksimum: CIC berupaya untuk menghasilkan pengembalian yang optimal bagi pemegang sahamnya (pemerintah Tiongkok) dalam batas toleransi risiko yang telah ditetapkan.
- Investor Jangka Panjang: CIC beroperasi sebagai investor keuangan jangka panjang yang berinvestasi secara global dan independen.
2. Struktur Organisasi: CIC beroperasi melalui tiga anak perusahaan utama yang berfungsi sebagai entitas berbeda:
- CIC International Co., Ltd. (CIC International): Bertanggung jawab atas investasi di pasar publik global (saham dan obligasi), serta investasi alternatif seperti dana lindung nilai (hedge funds), ekuitas swasta (private equity), real estat, dan modal ventura.
- CIC Capital Corporation (CIC Capital): Fokus pada investasi langsung (direct investments) di berbagai sektor dan geografi.
- Central Huijin Investment Ltd. (Central Huijin): Mengambil kepemilikan saham di lembaga keuangan milik negara di Tiongkok, dan menjalankan hak serta kewajibannya sebagai pemegang saham untuk meningkatkan stabilitas dan kinerja perusahaan-perusahaan tersebut tanpa mengganggu operasional harian.
3. Aset dalam Pengelolaan (AUM): Per akhir 2023, CIC mengelola aset sebesar US$ 1,33 triliun. Angka ini menempatkannya sebagai salah satu SWF terbesar di dunia, bersaing dengan dana-dana seperti Norway Government Pension Fund Global.
4. Strategi Investasi dan Portofolio: CIC mengadopsi pendekatan investasi yang terdiversifikasi secara geografis dan sektoral. Portofolionya mencakup:
- Ekuitas Publik: Sekitar 31,13% dari portofolio (per akhir 2023). Pasar AS merupakan destinasi investasi terbesar untuk ekuitas publiknya (sekitar 60% dari investasi ekuitas publik luar negeri per akhir 2023).
- Pendapatan Tetap (Fixed Income): Sekitar 16,46% dari portofolio.
- Aset Alternatif (Alternatives): Merupakan porsi terbesar, sekitar 48,31% dari portofolio (per akhir 2023). Ini termasuk investasi di private equity, real estat, infrastruktur, dan sektor lainnya.
- Kas dan Lain-lain: Sekitar 2,10% dari portofolio.
CIC berinvestasi secara global di lebih dari 110 negara dan wilayah. Meskipun CIC adalah investor keuangan, investasinya juga dapat melayani kepentingan nasional Tiongkok, misalnya melalui investasi di sumber daya alam dan teknologi.
5. Tata Kelola dan Transparansi: CIC memiliki Dewan Direksi dan Dewan Pengawas yang dibentuk sesuai dengan Undang-Undang Perusahaan Tiongkok. Sebagai investor institusional besar, CIC telah menerapkan Prinsip-Prinsip Santiago (Santiago Principles) untuk tata kelola yang baik, menunjukkan komitmennya terhadap pengungkapan informasi yang tepat waktu sambil melindungi kepentingan bisnisnya.
6. Sejarah Penting:
- 2007: Didirikan dengan modal awal sekitar US$ 200 miliar.
- Pasca Krisis Keuangan 2008: CIC merevisi strategi investasinya dari fokus utama pada sektor keuangan AS menjadi diversifikasi yang lebih luas di berbagai geografi dan sektor.
- Investasi Strategis: CIC telah berinvestasi di berbagai perusahaan global terkemuka, termasuk Morgan Stanley (sebelumnya), Blackstone (keluar pada 2018), dan mendukung pertumbuhan sektor teknologi Tiongkok seperti Alibaba dan DiDi.
CIC terus beradaptasi dengan kondisi pasar global dan dinamika geopolitik, menjaga posisinya sebagai pemain kunci dalam lanskap investasi global.
#3 SAFE Investment Company - Rp17,9 Kuadriliun
Pada urutan ketiga dipegang oleh SAFE Investment Company, merupakan salah satu lembaga investasi paling tertutup namun berpengaruh di dunia, berfungsi sebagai lengan investasi utama dari State Administration of Foreign Exchange (SAFE) Tiongkok. SAFE sendiri adalah badan administrasi di bawah Dewan Negara Tiongkok yang bertanggung jawab untuk mengelola cadangan devisa asing negara.
Berikut adalah profil SAFE Investment Company:
1. Hubungan dengan SAFE dan Peran Utama:
- Anak Perusahaan SAFE: SAFE Investment Company adalah anak perusahaan langsung dari State Administration of Foreign Exchange (SAFE) Tiongkok. Ini berarti investasinya adalah bagian dari strategi SAFE untuk mengelola cadangan devisa Tiongkok yang sangat besar.
- Pengelola Cadangan Devisa: Tujuan utamanya adalah untuk membantu SAFE mengelola cadangan devisa asing Tiongkok, yang merupakan cadangan mata uang asing terbesar di dunia. Ini termasuk upaya untuk mendapatkan keuntungan investasi, meningkatkan diversifikasi kepemilikan, dan mengurangi eksposur Tiongkok terhadap fluktuasi nilai dolar AS.
- Profil Rendah: Meskipun memiliki aset yang sangat besar dan berinvestasi di seluruh dunia, SAFE Investment Company dikenal karena profilnya yang sangat rendah dan kerahasiaannya. Mereka jarang mengeluarkan pernyataan publik atau mengungkapkan rincian portofolio mereka secara detail.
2. Kantor dan Operasional:
- Markas Besar: Beijing, Tiongkok, dengan kantor di Hong Kong (SAFE Investment Company Limited), Singapura (Investment Company of the People's Republic of China/ICPRC), London (Gingko Tree Investments), dan New York (Rosewood Investment Company).
- Pembentukan Kantor Luar Negeri: Kantor di Hong Kong (Hua'An Investment Company Limited) didirikan pada Juni 1997, bahkan sebelum penyerahan Hong Kong ke Tiongkok, dengan tujuan untuk mendukung dan mempromosikan perkembangan pasar keuangan Hong Kong serta mempertahankan nilai Renminbi dan patokan dolar Hong Kong terhadap dolar AS.
3. Aset dalam Pengelolaan (AUM):
- Meskipun sulit untuk mendapatkan angka AUM yang pasti dan terkini karena sifat kerahasiaannya, beberapa sumber mengindikasikan bahwa SAFE Investment Company mengelola sebagian besar dari cadangan devisa Tiongkok, yang bisa mencapai lebih dari US$1 triliun.
- Pada tahun 2024, beberapa laporan menunjukkan AUM sekitar US$1,09 triliun.
4. Strategi Investasi dan Portofolio:
- Diversifikasi: SAFE Investment Company berinvestasi secara global di berbagai instrumen keuangan, termasuk ekuitas (saham) publik dan swasta, obligasi (pendapatan tetap), real estat, infrastruktur, dan aset alternatif lainnya.
- Investasi Jangka Panjang: Mirip dengan dana kekayaan negara lainnya, SAFE Investment Company cenderung menjadi investor jangka panjang.
- Fokus pada Alternatif: Sejak 2013, dilaporkan bahwa SAFE berencana untuk mengalokasikan sekitar 5% dari cadangan mereka untuk aset alternatif, termasuk ekuitas swasta dan real estat, sebagai bagian dari strategi investasi yang lebih terdiversifikasi untuk mengurangi eksposur terhadap utang pemerintah AS.
- Investasi Profil Tinggi: Meskipun profilnya rendah, SAFE Investment Company terkadang menarik perhatian karena investasi profil tinggi mereka, seperti laporan investasi sebelumnya di saham-saham perbankan AS.
5. Tata Kelola:
- Sebagai anak perusahaan dari State Administration of Foreign Exchange, SAFE Investment Company memiliki pejabat dari SAFE yang menjabat di Dewan Direksinya.
- Operasionalnya diawasi oleh People's Bank of China (PBoC), bank sentral Tiongkok.
SAFE Investment Company adalah pemain kunci di pasar keuangan global, mewakili salah satu sumber daya keuangan terbesar di dunia, meskipun dengan tingkat transparansi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan dana kekayaan negara lainnya seperti Norway Government Pension Fund Global.
#4 Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) - Rp17,3 Kuadriliun
Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) adalah salah satu dana kekayaan negara (Sovereign Wealth Fund/SWF) terbesar dan paling mapan di dunia. Didirikan pada tahun 1976, ADIA mengelola surplus pendapatan minyak dan gas atas nama Pemerintah Abu Dhabi, dengan tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kekayaan jangka panjang bagi generasi mendatang.
Berikut adalah profil lengkap ADIA:
1. Sejarah dan Misi:
- Pendirian: ADIA didirikan pada tahun 1976 oleh mendiang Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri Uni Emirat Arab dan penguasa Abu Dhabi. Tujuannya adalah untuk mengelola dan menginvestasikan cadangan devisa Abu Dhabi secara hati-hati.
- Misi: Misi ADIA adalah "untuk mempertahankan kemakmuran jangka panjang Abu Dhabi dengan menumbuhkan modal secara hati-hati melalui proses investasi yang disiplin dan orang-orang yang berkomitmen yang mencerminkan nilai-nilai budaya ADIA." Fokus utamanya adalah penciptaan nilai jangka panjang.
2. Struktur dan Tata Kelola:
- Independen: ADIA beroperasi sebagai institusi investasi independen, meskipun keputusannya dibuat berdasarkan tujuan ekonomi untuk memberikan pengembalian finansial jangka panjang yang berkelanjutan.
- Kepemimpinan: Dewan Direksi ADIA bertanggung jawab atas pengawasan dan strategi dana. Managing Director memiliki tanggung jawab tunggal atas implementasi strategi dan administrasi urusan ADIA, termasuk semua keputusan terkait investasi.
- Transparansi: Meskipun ADIA dikenal karena profilnya yang relatif tertutup dibandingkan beberapa SWF lain, mereka adalah anggota International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF) dan mematuhi Prinsip-Prinsip Santiago, yang merupakan kerangka kerja untuk tata kelola, transparansi, dan akuntabilitas SWF.
3. Aset dalam Pengelolaan (AUM):
- ADIA secara konsisten menempati peringkat di antara SWF terbesar di dunia. Per akhir 2024, AUM ADIA diperkirakan mencapai sekitar US$ 1,057 triliun, meskipun angka pastinya sering kali tidak diungkapkan secara publik dan dapat berfluktuasi.
4. Strategi Investasi dan Portofolio: ADIA menganut strategi investasi yang terdiversifikasi secara global dan berorientasi jangka panjang. Mereka berinvestasi di berbagai kelas aset di seluruh dunia.
- Diversifikasi Global: Portofolio ADIA sangat terdiversifikasi secara geografis dan di lebih dari dua lusin kelas aset serta sub-kategori. Mereka berinvestasi di lebih dari 50 negara.
- Pendekatan Jangka Panjang: ADIA berfokus pada pengembalian jangka panjang daripada keuntungan jangka pendek, dengan pendekatan yang sabar dan sadar risiko. Mereka berinvestasi di aset yang mungkin undervalued atau berkinerja buruk dengan harapan nilai mereka akan meningkat seiring waktu.
- Alokasi Aset (per data terbaru yang tersedia, dapat bervariasi):
- Ekuitas Publik: Sekitar 30-40% (termasuk ekuitas pasar berkembang dan kapitalisasi kecil).
- Pendapatan Tetap: Sekitar 10-20% (termasuk obligasi pemerintah, obligasi yang terikat inflasi, dan kredit).
- Aset Alternatif: Porsi signifikan, termasuk:
- Ekuitas Swasta (Private Equity): Investasi di perusahaan swasta di berbagai sektor berteknologi tinggi, kesehatan, dan energi. ADIA telah meningkatkan eksposurnya ke ekuitas swasta.
- Real Estat: Investasi di properti di semua wilayah utama, sektor, dan jenis aset.
- Infrastruktur: Investasi jangka panjang di aset infrastruktur global.
- Alternatif Keuangan (Hedge Funds): Investasi di berbagai dana lindung nilai.
- Investasi Langsung dan Tidak Langsung: ADIA berinvestasi baik secara langsung maupun melalui manajer eksternal dan kemitraan strategis dengan perusahaan ekuitas swasta dan manajer aset lainnya.
- Fokus pada Inovasi: ADIA secara aktif mencari peluang di sektor-sektor yang siap untuk inovasi dan disrupsi, seperti teknologi dan energi berkelanjutan. Mereka juga mendirikan ADIA Labs, unit penelitian yang berfokus pada ilmu data, AI, pembelajaran mesin, dan komputasi kuantum.
- Manajemen Risiko: ADIA memiliki kerangka kerja manajemen risiko yang komprehensif untuk melindungi investasinya dari volatilitas pasar dan ketidakpastian ekonomi, termasuk diversifikasi, uji tuntas, dan strategi lindung nilai.
5. Anak Perusahaan dan Investasi Penting (Contoh): Meskipun ADIA tidak memiliki daftar anak perusahaan yang dipublikasikan secara luas seperti perusahaan korporat pada umumnya, mereka seringkali berinvestasi melalui entitas yang mereka miliki sepenuhnya atau melalui kemitraan. Contoh investasi atau entitas yang terkait dengan ADIA termasuk:
- Tawreed Investments: Anak perusahaan yang memiliki investasi di proyek-proyek infrastruktur Australia.
- Platinum Invictus B 2025 RSC Limited: Anak perusahaan yang berinvestasi di IDFC FIRST Bank di India.
- Investasi di berbagai perusahaan global terkemuka melalui kemitraan atau kepemilikan saham minoritas di sektor-sektor seperti teknologi (misalnya, Moderna), e-commerce (misalnya, DealShare), dan infrastruktur.
ADIA memainkan peran penting dalam lanskap investasi global, tidak hanya karena ukuran asetnya yang sangat besar tetapi juga karena pendekatan investasinya yang canggih dan fokus pada penciptaan nilai jangka panjang.
#5 Kuwait Investment Authority - Rp16,9 Kuadriliun
Kuwait Investment Authority (KIA) adalah dana kekayaan negara (Sovereign Wealth Fund/SWF) tertua di dunia, dengan sejarah yang berakar pada tahun 1953, bahkan sebelum kemerdekaan Kuwait. KIA didirikan untuk mengelola surplus pendapatan dari kekayaan minyak Kuwait dan mendiversifikasi aset negara untuk manfaat generasi mendatang.
Berikut adalah profil lengkap KIA:
1. Sejarah dan Tujuan:
- Awal Mula (1953): Akar KIA dapat ditelusuri kembali ke Kuwait Investment Board, yang dibentuk pada tahun 1953 untuk menginvestasikan pendapatan minyak Kuwait. Visi Sheikh Abdullah Al Salem Al Sabah (Amir Kuwait saat itu) adalah membangun dana untuk masa depan semua warga Kuwait.
- Pembentukan KIA (1982): Pada tahun 1982, Kuwait Investment Authority (KIA) secara resmi didirikan untuk mengambil alih tanggung jawab pengelolaan aset negara dari Kementerian Keuangan.
- Misi: Misi utama KIA adalah untuk mencapai pengembalian investasi jangka panjang pada cadangan keuangan yang dipercayakan oleh Negara Kuwait, menyediakan alternatif pengganti cadangan minyak, yang akan memungkinkan generasi mendatang Kuwait menghadapi ketidakpastian di masa depan dengan persiapan yang lebih baik.
2. Struktur Dana: KIA mengelola dua dana utama:
- General Reserve Fund (GRF): Ini adalah dana cadangan umum negara, tempat semua pendapatan minyak dan pendapatan dari investasi GRF disimpan. Dana ini digunakan untuk mendanai anggaran negara saat ini.
- Future Generations Fund (FGF): Didirikan pada tahun 1976. Setiap tahun, 10% dari semua pendapatan negara (termasuk pendapatan dari GRF) ditransfer ke FGF. Tujuan FGF adalah untuk melestarikan dan mengembangkan kekayaan bagi generasi mendatang, dengan diversifikasi aset minyak menjadi investasi finansial jangka panjang.
3. Aset dalam Pengelolaan (AUM): KIA adalah salah satu SWF terbesar di dunia. Per Maret 2025, AUM KIA diperkirakan mencapai sekitar US$ 1,029 triliun. Ini menjadikannya salah satu dari 5 SWF terbesar di dunia.
4. Struktur dan Tata Kelola:
- Otoritas Publik Independen: KIA adalah otoritas publik independen yang dikelola oleh Dewan Direksi. Dewan Direksi memiliki kebebasan penuh dalam proses pengambilan keputusan.
- Dewan Direksi: Mayoritas anggota Dewan Direksi harus berasal dari sektor swasta. Managing Director ditunjuk oleh Dewan Direksi dari perwakilan sektor swasta.
- Pengawasan: KIA tunduk pada pengawasan dari berbagai pihak, termasuk Kabinet (Dewan Menteri), Majelis Nasional (Parlemen Kuwait), Komite Majelis Nasional, Komite Audit Dewan, Auditor Eksternal, Biro Audit Negara, Audit Internal, Komisi Pelayanan Sipil, dan Pengawas Kementerian Keuangan.
- Transparansi: KIA adalah anggota International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF) dan mematuhi Prinsip-Prinsip Santiago, yang menunjukkan komitmennya terhadap praktik tata kelola dan transparansi yang baik.
5. Strategi Investasi dan Portofolio: KIA dikenal dengan strategi investasi jangka panjang dan terdiversifikasi secara global.
- Diversifikasi Global: KIA berinvestasi secara global di berbagai kelas aset, termasuk:
- Ekuitas Publik: Saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar global.
- Pendapatan Tetap: Obligasi dan instrumen utang lainnya.
- Aset Alternatif: Ini merupakan bagian penting dari portofolio KIA, termasuk:
- Ekuitas Swasta (Private Equity): Investasi di perusahaan swasta.
- Real Estat: Properti komersial dan residensial di berbagai belahan dunia.
- Infrastruktur: Investasi dalam proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, bandara, dan utilitas. Anak perusahaan Wren House Infrastructure Management adalah lengan infrastruktur KIA.
- Hedge Funds: Investasi di dana lindung nilai.
- Fokus Jangka Panjang: Misi KIA untuk generasi mendatang mendorong pendekatan investasi jangka panjang yang sabar dan terencana.
- Peran di Ekonomi Lokal: KIA juga berperan dalam perekonomian lokal Kuwait, dengan berpartisipasi dalam peluncuran investasi lokal yang memiliki pengembalian ekonomi yang layak dan mendukung perkembangan perusahaan keuangan lokal.
6. Anak Perusahaan dan Kantor Internasional:
- Kuwait Investment Office (KIO): Berbasis di London, KIO adalah salah satu lengan investasi internasional KIA yang paling dikenal, mengelola sebagian besar aset globalnya.
- Ekuity Holding: Anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh KIA, didirikan pada tahun 2011 sebagai lengan investasi KIA di Mesir dan menjadi payung untuk semua investasinya di sana.
- Kuwait Investment Company (KIC): Perusahaan investasi pertama yang didirikan di Kuwait pada tahun 1961, di mana 62% sahamnya dimiliki oleh KIA. KIC menyediakan berbagai layanan keuangan dan investasi.
KIA, dengan sejarahnya yang panjang dan pendekatan investasinya yang canggih, tetap menjadi pemain kunci di pasar keuangan global dan contoh keberhasilan pengelolaan kekayaan negara.
#6 BPI Danantara - Rp16,1 Kuadriliun
Posisi ke enam ditempati oleh BPI Danantara, dimana per Mei 2025 lembaga SWF nasional ini telah mengelola aset sebesar Rp16,1 kuadriliun atau US$982 miliar. Ini adalah lembaga pengelola investasi yang baru di Indonesia, dan berbeda dengan Indonesia Investment Authority (INA) yang diluncurkan pada era Presiden Joko Widodo.
Berikut adalah profil Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara):
1. Nama Lengkap dan Arti:
- Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
- Daya: Berarti energi atau kekuatan.
- Anagata: Berarti masa depan.
- Nusantara: Merujuk pada tanah air Indonesia.
- Secara keseluruhan, "Danantara ini adalah kekuatan ekonomi, dana investasi, yang merupakan energi kekuatan masa depan Indonesia," seperti dijelaskan oleh Presiden Prabowo.
2. Status dan Tujuan Utama:
- Lembaga Dana Investasi Pemerintah: Danantara adalah lembaga dana investasi pemerintah yang didirikan secara langsung oleh pemerintah Indonesia.
- Konsolidasi dan Optimalisasi Investasi Pemerintah: Fungsi utamanya adalah untuk mengonsolidasikan dan mengoptimalkan investasi pemerintah guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
- Pendorong Transformasi Ekonomi: Danantara diharapkan menjadi instrumen untuk mendorong transformasi ekonomi Indonesia dengan menumbuhkan korporasi berskala besar dan menarik investasi global.
- Menciptakan Kemakmuran Merata: Berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi aset, menarik investasi global, dan memperkuat daya saing Indonesia di sektor strategis, sehingga menciptakan kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Amanat Pasal 33 UUD 1945: Pembentukan Danantara disebut sebagai langkah nyata dalam merealisasikan amanat Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang menyatakan bahwa kekayaan negara harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
3. Perbedaan dengan Indonesia Investment Authority (INA): Meskipun keduanya adalah Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia, terdapat perbedaan fundamental dalam cakupan dan fungsi:
- INA (Indonesia Investment Authority): Berfungsi sebagai satu pilar investasi (SWF) yang berfokus pada penarikan investasi dari investor global untuk proyek-proyek strategis di Indonesia.
- Danantara: Memiliki tiga pilar fungsi utama:
- Sovereign Wealth Fund (SWF): Mirip dengan INA, untuk menarik investasi.
- Development Investment (Investasi Pengembangan): Kemungkinan lebih fokus pada investasi yang bersifat pembangunan dan penciptaan nilai jangka panjang di sektor-sektor strategis.
- Asset Management (Manajemen Aset): Ini adalah perbedaan signifikan. Danantara akan bertugas melakukan pengelolaan aset dan dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Presiden Prabowo menyebut bahwa Danantara adalah "konsolidasi semua kekuatan ekonomi kita yang ada di pengelolaan BUMN." Artinya, Danantara akan menjadi semacam super holding BUMN yang mengelola aset-aset negara yang tersebar di berbagai BUMN.
4. Struktur dan Pengelolaan:
- Pendanaan Awal: Rencananya, pendanaan awal Danantara bisa mencapai lebih dari Rp300 triliun dari efisiensi yang dilakukan terhadap aset-aset negara dan BUMN.
- Target AUM: Ada ambisi agar total aset Danantara bisa mencapai lebih dari US$900 miliar, yang akan menjadikannya salah satu dana kekayaan negara terbesar di dunia.
- Dewan Pengawas: Menteri BUMN Erick Thohir akan menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Danantara.
- CEO: Rosan Perkasa Roeslani menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Danantara.
- Tokoh Penting Lain: Beberapa tokoh lain seperti Pandu Sjahrir (Holding Investasi) dan Dany Oskaria (Holding Operasional) juga disebut-sebut terlibat dalam jajaran pengurus awal. Mantan Presiden SBY dan Jokowi juga disebut-sebut akan terlibat dalam fungsi pengawasan atau penasihat.
5. Sektor Investasi yang Diincar: Danantara berencana untuk menginvestasikan dananya dalam lebih dari dua puluh proyek besar yang mencakup sektor-sektor vital seperti:
- Hilirisasi nikel, bauksit, tembaga.
- Energi terbarukan.
- Pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan pusat-pusat teknologi.
Danantara merupakan langkah besar dalam upaya pemerintah Indonesia untuk mengoptimalkan pengelolaan aset negara dan menarik investasi, dengan harapan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kehadiran Danantara bersama dengan INA menunjukkan pendekatan yang lebih komprehensif dalam mengelola kekayaan negara.
#6 Public Investment Fund - Rp 15,2 Kuadriliun
Public Investment Fund (PIF) adalah dana kekayaan negara (Sovereign Wealth Fund/SWF) utama Arab Saudi dan salah satu yang terbesar dan paling agresif di dunia. Didirikan pada tahun 1971, PIF telah bertransformasi secara signifikan sejak tahun 2015 di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menjadi pendorong utama reformasi ekonomi Saudi Arabia Vision 2030.
Berikut adalah profil lengkap PIF:
1. Sejarah dan Transformasi:
- Pendirian Awal (1971): PIF awalnya didirikan pada tahun 1971 dengan tujuan memberikan dukungan pembiayaan untuk proyek-proyek strategis bagi perekonomian nasional Arab Saudi. Selama beberapa dekade, PIF sebagian besar merupakan entitas pasif yang mengawasi kepemilikan saham negara di perusahaan-perusahaan terdaftar.
- Transformasi di bawah Vision 2030 (Sejak 2015): Di bawah arahan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, PIF mengalami transformasi radikal. PIF kini menjadi mesin utama yang mendorong diversifikasi ekonomi Saudi Arabia menjauh dari ketergantungan pada minyak, dengan fokus pada investasi domestik dan internasional untuk menciptakan sektor-sektor baru, lapangan kerja, dan peluang ekonomi.
2. Misi dan Visi:
- Visi: Menjadi kekuatan investasi global dan investor paling berdampak di dunia, memungkinkan penciptaan sektor dan peluang baru yang akan membentuk ekonomi global di masa depan, sambil mendorong transformasi ekonomi Arab Saudi.
- Misi: Berinvestasi secara aktif dalam jangka panjang untuk memaksimalkan pengembalian yang berkelanjutan, menjadi mitra investasi pilihan untuk peluang global, dan memungkinkan pengembangan ekonomi serta diversifikasi ekonomi Saudi Arabia.
3. Aset dalam Pengelolaan (AUM):
- PIF telah mengalami pertumbuhan AUM yang luar biasa. Per Juli 2024, AUM PIF mencapai sekitar US$ 925 miliar.
- PIF menargetkan untuk mencapai AUM lebih dari US$ 1 triliun pada tahun 2025 dan berada di jalur untuk mencapai US$ 2 triliun pada tahun 2030, menjadikannya yang terbesar kedua secara global.
4. Sumber Pendanaan: PIF memiliki empat sumber pendanaan utama:
- Injeksi Modal dari Pemerintah.
- Aset Pemerintah yang Ditransfer ke PIF (misalnya, sebagian saham Saudi Aramco).
- Pinjaman dan Instrumen Utang (PIF aktif di pasar obligasi).
- Pendapatan yang Ditahan dari Investasi.
5. Strategi Investasi dan Portofolio: PIF memiliki strategi investasi yang sangat agresif, terglobalisasi, dan terdiversifikasi, dengan fokus besar pada proyek-proyek domestik dan strategis yang mendukung Vision 2030.
- Dua Portofolio Global:
- International Diversified Pool: Investasi di pasar publik dan swasta global untuk mencapai pengembalian finansial yang solid.
- International Strategic Investments: Investasi di perusahaan-perusahaan global terkemuka yang memiliki nilai strategis atau dapat membawa teknologi/keahlian ke Arab Saudi.
- Empat Portofolio Lokal:
- Saudi Equity Holdings: Kepemilikan saham di perusahaan-perusahaan besar Saudi yang terdaftar maupun tidak terdaftar.
- Saudi Giga-projects: Investasi besar-besaran di proyek-proyek mega seperti NEOM, The Red Sea Project, Qiddiya, Diriyah, dan ROSHN.
- Saudi Real Estate & Infrastructure Development: Investasi dalam pengembangan real estat dan infrastruktur penting di seluruh Kerajaan.
- Saudi Sector Development: Mendorong pengembangan sektor-sektor baru dan menjanjikan di Arab Saudi seperti pariwisata, hiburan, olahraga, teknologi, kesehatan, pertambangan, telekomunikasi, media, teknologi, transportasi, logistik, utilitas, energi terbarukan, aerospace & pertahanan, makanan & pertanian.
- Contoh Investasi Penting:
- Teknologi: Uber, Lucid Motors (produsen EV), SoftBank Vision Fund, Arm Holdings, perusahaan AI Humain (baru dibentuk).
- Olahraga & Hiburan: Newcastle United FC (sepak bola), LIV Golf, kemitraan di berbagai olahraga lainnya.
- Pariwisata & Perhotelan: Accor, berbagai proyek resor mewah di The Red Sea Project.
- Lain-lain: Blackstone, Jio Platforms (India), Hyundai Motor Manufacturing Middle East (70% saham), Flynas (maskapai penerbangan).
6. Tata Kelola dan Transparansi:
- PIF dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Arab Saudi dan tunduk pada pengawasan oleh Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan (CEDA) yang diketuai oleh Putra Mahkota.
- Meskipun beberapa kritik tentang transparansi awal, PIF telah meningkatkan praktik tata kelolanya dan merupakan anggota International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF), mematuhi Prinsip-Prinsip Santiago. Laporan terbaru (2021) menunjukkan peningkatan skor tata kelola, keberlanjutan, dan ketahanan (GSR).
- PIF telah mulai membangun tim ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) khusus.
7. Dampak pada Ekonomi Saudi: PIF adalah pendorong utama transformasi ekonomi Saudi Arabia. Hingga Q1 2024, PIF telah menciptakan lebih dari 763.000 pekerjaan langsung dan tidak langsung, serta mendirikan lebih dari 100 perusahaan portofolio baru. Investasinya bertujuan untuk mendiversifikasi pendapatan negara, menciptakan lapangan kerja, melokalisasi teknologi mutakhir, dan membangun kemitraan strategis global.
PIF adalah entitas investasi yang sangat aktif dan transformatif, dengan dampak yang semakin terasa tidak hanya di Arab Saudi tetapi juga di pasar global.
Itulah 6 besar lembaga SWF terbesar di dunia yang dimiliki oleh suatu negara, meskipun Indonesia baru saja meluncurkan lembaga SWF semoga dampak ke ekonomi Indonesia kedepan akan menuju ke arah positif sehingga bisa dirasakan oleh Masyarakat Indonesia sebesar-besarnya.